Masyarakat
Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang beragam, seiring keragaman budaya dan
agama. Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam, namun
tradisi kuliner non muslim tetap berkembang. Hal ini tercermin dengan adanya
beberapa sajian kuliner yang diharamkan oleh umat Islam, diantaranya adalah
masakah berbahan daging Anjing (B1) dan Babi (B2).
Sajian
berbahan daging anjing (B1) banyak dijual di berbagai tempat, mulai wilayah
perkotaan dan pedesaan. Beberapa istilah yang digunakan untuk masakan berbahan
daging anjing adalah:
- Tongseng anjing
- Tongseng jamu
- Rica-rica Waung (RW)
- Tongeng wedus balap
Beberapa
warung makan yang menyediakan masakan tongseng anjing di yogyakarta tidak
selalu berada di jalan utama, beberapa diantaranya berada ditempat yang
terpencil. Agar anda peminat tongseng anjing di Yogyakarta dapat
menikmati masakan ini, kami sampaikan daftarnya:
- Tongseng jamu depan STM 1 (SMKN 2 Yogyakarta), Jl. AM Sangaji
- Tongseng jamu depan Eks Bioskop Mataram (timur jalan)
- Tongseng jamu Jl. Diponegoro (utara jalan)
- Tongseng jamu depan terminal bus Jatiningsih
- Tongseng jamu selatan Gereja Nanggulan
- Tongseng jamu jl. Godean (warung sentir)
- Tongseng jamu Kutu, utara selokan mataram
- Tongseng jamu Kronggahan, terminal jombor ke barat, setelah jalan menikung
- Tongseng jamu Seturan (Depan Gereja Babarsari)
- Tongseng jamu Sendangsono (dalam kompleks)
- Tongseng jamu Ganjuran, sebelah barat Gereja
- Tongseng jamu Kanutan, dekat SMK Muhamadiyah Pandak Bantul
- Rumah makan Manado Bunaken, samping Kantor Pos Babarsari
- Rumah makan Bang Ucok, Belakang Terminal Condongcatur
- Rumah makan Manado Jetis (Barat Jembatan)
Jika anda
termasuk pecinta tongseng anjing (sengsu), selamat berwisata kuliner.